Salahsatu cara untuk memberikan kesadaran terhadap bahaya corona adalah dengan karya misalnya puisi. Kumpulan Cerita Horor Nyata yang Akan Membuatmu Merinding. عبد الله بن أبي قحافة. Terutama saat harus terpisah dari orang yang kita sayangi apakah itu orang tua saudara kerabat sahabat kekasih teman sekolah maupun rekan kerja. Ilustrasi Puisi untuk Sahabat yang Meninggal Dunia. Foto Unplash/Tim Mossholder4 Puisi untuk Sahabat yang Meninggal DuniaIlustrasi Puisi untuk Sahabat yang Meninggal Dunia. Foto Unplash/Samuel RamosTanpamu sahabatHidupku terasa hampa Tanpamu aku tak bisaKarena kau begitu berartiSahabat di mana kini kau berada Lelah kaki melangkah mencarimuNamun kau tak ada tak kutemuiKu rindu kau ada di siniRasa itu masih adaUntaian kata terucap indahSenyum sapa penuh keikhlasanUluran tangan tulus ikhlasBila kesedihan menyelimutiKala tangisan berurai air mataHarapan hilang lenyapLangkah pun terhentiKesedihan tak ada lagiAir mata pun terhapus sudahHarapan kembali hadirSenyum bahagia terciptaSahabat, begitu banyak kenangan yang tak dapat kulupakan, Menangis, tertawa, dan bahagia bersama tanpa ada batasan, Kebersamaan dalam jalinan kesetiaan, ketulusan dan kesabaran,Bercerita kepada dunia tentang sejuta mimpi yang kita inginkan Menyatukan hati, dan jiwa yang kita ukir bersama dalam anganSahabat, saat perbedaan menjadi sebuah keindahan dalam kisah,Saksi kisah perjalanan tentang persahabatanku dengan dirimu,Denganmu rasa kesepian dan kejenuhan hilang pergi menjauh,Waktu berjalan cepat aku tak tahu sampai kapan bersamamu,Aku hanya ingin kebersamaan kita bagaikan bintang yang terindahSahabat, tanpamu hidupku hampa bagaikan jiwa tanpa nyawa, Harapanku persahabatan kita langgeng hingga maut menjemput,Kau senantiasa hadir di dalam hidupku di mana pun aku berada,Kita berbagi suka dan duka dalam persahabatan yang hangat, Merangkul kenangan dengan selalu mengingat kebersamaan tinggalkanku, Matahariku ... Jangan melangkah tanpaku ....Cahaya langit meredup hari ituAwan bergulung menutupi sedu sedannya terguguRinai hujan lemah menyapa pundakkuAngin mengecup lembut lantas berlaluKini terbaring damai dirimu dalam pelukan TuhanBerkisah tentang mimpimu akankebahagiaanBebasmenarikan keindahan yang alpa dipertunjukkanPadaku dan manusia lainnya saat kau kesakitanDan di sini akuMenulis bait demi bait kepedihan atas kehilanganmu Takkuasa menghalau ajakan tuk mengenangmuHingga pagi bergulir menuju senjaDan senja merangkak 'nuju dini kalaDan di sini akuMenyanyikan simfoni hitamku untukmuBerharap detik berhenti sekali saja untukku Melangitkan Imajinasiku agar Nyata cemburuMenenggelamkan segalaku pada dimensimuTandas sudah lukakuGenap janjiku telah menemu akhir ituDirimu kini tersenyum padakuTitipkan ikhlasmu lewat bisikan angin yang laluSahabat sejati bukanlah dicariMencari sahabat tentu percumaSahabat sejati tak perlu dicariSahabat sejati datang sendirinyaDikala susah datang tanpa dicariWalau tak cerita tentang kesulitan diri Bila tak datang sabahat sejatiIngat yang tak terlihat slalu menemaniKala senang orang mendekatKala susah orang melupaKala sulit Dia lah sahabatKala senang janganlah dilupaManusia selalu mencari sahabatDimana ia berada selalu mencariNamun Sejati Sahabat tidak terlihatTak bertemu maka pada yang terlihatLihatlah anak-anak dahulu mencari sahabat Tak hirau lelaki dan perempuanTak peduli kaya dan miskin serta agamaWalau kini mungkin cuma ada di laskar pelangiPada akhirnya, tiada ada sahabat sejatiCuma biasa teman bersendaDatanglah ke hadapan IlahiKarena Dia lah Sejati SahabatKetika telah mendapat Sahabat SejatiKata mencari tiada lagi berartiKata mencari menjelma pada menjadiPuisi untuk Diri SendiriItu pun kalau ada menghendakiDengan keperkasaan matahari la menjadi sahabat seisi bumi Dengan lemahnya rumput mini la kawan bagi yang rebah memandang awanDengan hitamnya pusat bimasakti la teman bintang-bintang galaksi Dengan fananya debu angkasa la bersahabat dengan cahayaDengan sendirinya di padang pasir la berteman dengan gemintang malam Dengan bermenungnya di gua sunyiIa bersahabat dengan tetesan air 02/02/2016 Dalamkedua puisi itu jelas sekali perbedaan serta persamaannya bila dipandang dalam segi struktur pembangunnya, kedua puisi itu jelas di buat oleh dua orang yang berbeda, yang pastinya memiliki persepsi yang berbeda dalam memandang objek, yang dalam hal ini objeknya adalah DO'A. Di dalam struktur pembangunnya seperti, diksi, pengimajian Puisi untuk Adik yang Sudah Meninggal, Foto/Unsplash/Uwe ConradPuisi Untuk Adik yang Sudah Meninggal Puisi Untuk Adik yang Sudah Meninggal, Foto/Unsplash/Adarsh KummurAdikku sayang,Betapa aku sangatlah malang,Rasa pilu kembali menerjang,Kalau melihat kau tercinta,Kaulah pewaris sifat mama,Namun kini kau telah tiada,Pergi untuk mengapa begitu cepat,Kau pergi tanpa isyarat,Goreskan hati jadi tersayat,Kau bergegas menuju Tuhanku,Jagalah adikku,Adik perempuanku,Yang kini berada di kami ketabahan,Keluarga yang ia tinggalkan,Biarkan kami mengikhlaskan,Untuk menerima pilu dan engkau pergi,Ada rasa iri dalam hati,Melihat orang-orang berbagi kasih,Dengan adiknya aku di sini,Hanya bisa terus meratapi,Berkawan pilu dan sedih hati,Jelas, membuatku semakin cepat kau pergi,Seakan aku tak menyadari,Rasa rindu di dalam hati,Kian membara, hari demi tercinta,Ada rindu dalam dada,Semakin lama semakin menggelora,Pada siapa kuadukan pasrah dan sabar,Meski hati kian gentar,Semoga Tuhan mendengar,Semua keluh dan adalah apa yang aku tinggalkan,dan pelajaran yang tidak akan aku telah tiba ketika waktu tidak ada lagidan yang tersisa hanyalah yang begitu sayang dan nyata,kenangan tentang aku dan kamu wahai terkadang kita jatuh dan tersandung,semua bukit itu perlu saat ketika hatimu bersinaradalah kenangan terbesar yang kumiliki akan selalu mengingatmu, hatiku aku akan menjagamu, jadi aku akan baik-baik akan maju dengan kepala sulit, aku tidak bisa di hatiku kamu akan,bergerak maju, kamu kau pergi,Kenangan indah berbaris di sini,Banyak yang ingin ku ulangi,Namun tak mampu aku begitu rindu,Saat-saat dahulu,Ketika ayah dan ibu,Memberi kita mainan masih ingat,Kala hujan begitu lebat,Ibu beri kita selimut hangat,Dan segelas susu kau pada semua itu?Apakah kau lupa saat kau berlalu?Itulah ingatan penawar masih sangat labil,Namun Allah telah memanggil,Pergi untuk meninggalkan kami,Dan tak akan pernah aku telah bermimpi,Bersamamu jalani hati-hati,Menjadi seorang pria sejati,Nanti, di kemudian takbir berkata lain,Kepergianmu hancurkan batin,Sampai disinilah masamu,Allah lebih sayang tercinta,Tenanglah kau di alam sana,Nikmatilah nikmat surga,Yang Allah berikan pada tersayang,Biar air mataku berlinang,Mendapati jiwa yang malang,Kau kan tetap aku kenang. zYev010.
  • 27w5pwowy1.pages.dev/127
  • 27w5pwowy1.pages.dev/248
  • 27w5pwowy1.pages.dev/201
  • 27w5pwowy1.pages.dev/448
  • 27w5pwowy1.pages.dev/420
  • 27w5pwowy1.pages.dev/396
  • 27w5pwowy1.pages.dev/15
  • 27w5pwowy1.pages.dev/302
  • puisi buat orang meninggal